Selasa, 29 Maret 2011

naskah drama JALAN KIRI PARA PEJABAT oleh : chrispina poetry


JALAN KIRI PARA PEJABAT
oleh : chrispina poetry

Dipagi yang cerah seorang Pejabat sedang berjogging ria bersama asisten pribadinya bernama Rudi melewati jalan yang telah ditentukan oleh asistennya.
Pejabat            : Wah, cuaca hari ini indah sekali ya? Menghirup udara pagi yang segar serasa hidup disurga. Seandainya masyarakat melakukan apa yang kita lakukan pagi ini sungguh menjadi hal yang luar biasa ya?
Rudi                : Seandainya mereka mempunyainya rasa itu, Pak. Tetapi sayangnya tidak.
Pejabat            : Iya sangat disayangkan ya? Oya, ada laporan apa hari ini?
Rudi                            : Belum tahu Pak, kira-kira apa yang terjadi selama ini. Sebaiknya kita terus berlari sambil menunggu laporan yang dibawakan polisi intel anak buah Bapak.
Pejabat            : Baiklah. (Tersenyum). Lho bukannya itu Rolan polisi yang saya tugasi untuk melapor hari ini? (Kaget).
Rudi                : Iya, Pak. itu Rolan dengan John kelihatannya mereka menunggu kita Pak.

Rolan dan john dengan berseragam lengkap ikut bergabung menemani mereka jogging sambil melaporkan keadaan yang diminta Pejabat.
Pejabat            : Apa laporanmu hari ini?
Rolan               : Kota dalam keadaan aman. Segalanya berjalan dengan stabil Pak.
John                            : Kecuali di daerah pinggiran kota Pak para pengedar lapen dan narkoba semakin merajalela.

John hampir terjatuh ditendang Rolan
John                 : Wuaaduhh... (Meringis menahan sakit)
Pejabat            : Bagaimana?
Rolans                         : Memang ada laporan tetapi masih belum bisa dipercaya. Walaupun sudah banyak korban yang berjatuhan. Ada isu bahwa memang ada segerombolan pengedar yang memperluas aksinya dengan menggunakan jasa internet dan hp. Meskipun, begitu jangan khawatir Pak, jadi dapat dikatakan keseluruhan keadaan di kota masih bisa dikatakan terkendali.
Pejabat            : Para pengedar itu tetap saja berbahaya. Semua harus ditumpas dan dibersihkan. Jangan sampai mereka membuat masyarakat resah. Cegah sebelum terlanjur.
John                 : Saya yakin mereka mempunyai jaringan yang luas Pak.
                        : Wuaaduhh... (Meringis menahan sakit lagi-lagi ia ditendang Rolan)
Pejabat            : Apalagi kalau memang benar begitu. Tumpas hingga ke akar-akarnya. Jangan biarkan komplotan itu sampai memperluas jaringannya karena akan semakin berbahaya dan semakin sulit ditumpas. Nanti kita juga yang kuwalahan.
: Sekarang kalian berdua boleh pergi. Datang lagi, kalau laporan kalian sudah lengkap. Tulis yang rapi laporan kalian. Nanti saya periksa. Jangan kuatir kami baik-baik saja.
: Ayo cepat pergi ini suasana privat bukan protokoler. Masih panjang rute jogging kami pagi ini. (Membentak seraya memberi perintah)
Rolan               : Baik, Pak. Permisi.
John                 : Wuaaduhh... (Ditendang Rolan)
Rolan               : Goblok! Rusak semuanya. Sudah stabil kok dibilang gawat.

Kedua polisi itu memisahkan diri dari pejabat dan asisten pribadinya yang terus berlari.
Pejabat            : Sudah berapa jauh kita berlari rud?
Rudi                : Sembilan pak.
Pejabat            : Berapa target kita hari ini?
Rudi                : Limabelas pak.
Pejabat            : Lho Rud, kenapa kita kok belok kiri ini bagaimana Rud? Lho Rud?
Rudi                            : Wah, tidak tau Pak. Saya sendiri kok jadi ikut-ikutan ke kiri. Lurus dong. Lho kok belok lagi? Lurus. Lho, kok belok lagi. Boleh lah sekali-kali belok tapi jangan kekiri dong. Ke kanan kek. Wah kok tetep ke kiri sie? Tidak bisa disuruh lurus pak.
Pejabat            : Ya sudah, kita ikuti saja dulu  apa maunya kaki kita. Lho? Rud, Rud. Kok. Kok, kita jadi masuk daerah kumuh dan bau seperti ini to? Wah gak bisa diajak kompromi ini kaki.

Dari jalan raya keduanya terus berlari dan berbelok kearah gang-gang kecil dekat kali yang bau dan becek.
Pejabat            :  Ada apa itu didepan kita Rud? (Menunjuk gunungan sampah dipinggir kali)
Rudi                : Sampah yang menggunung Pak.
Pejabat            : Disamping kita ini?
Rudi                : Jembatan rusak, Pak.
Pejabat            : Gubuk-gubuk kumuh itu siapa penghuninya?
Rudi                : Rakyat kita Pak. Kebanyakan mereka tidak punya KTP.
Pejabat            : Lalu, anak-anak itu mengapa sepagi ini berkeliaran tanpa celana dan baju? Tidak dingin apa?
Rudi                : Makan saja sulit pak. Boro-boro buat beli baju.
Pejabat            : Trus mau apa mereka pagi buta seperti ini berkeliaran?
Rudi                            : Maaf, Pak. Bukannya berkeliaran. Memang kawasan ini jadi tempat tinggal mereka. artinya, mereka tidak punya rumah. Jadi, dapat dikatakan bahwa mereka sedang berada di dalam rumah mereka sendiri, Pak.
Pejabat            : Beratapkan langit gitu maksudmu?
Rudi                : Ya, Pak.
Pejabat            : Jadi, yang selama ini diberitakan tentang anak jalanan itu benar? Aku kira, cuma rekayasa para seniman saja untuk meneror pejabat seperti aku ini.
Rudi                : Iya Pak semua itu kenyataan.
Pejabat            : Mengapa tidak ada orang yang melapor?
Rudi                : Ya tidak ada Pak. Nanti kalau benar dilaporkan Bapak marah.

Pejabat terus mengamati jalan disekelilingnya sambil terus berlari.
Pejabat            : Lho Rud ini kok ada traktor dan angkutan berat-berat to? Ada apa?
Rudi                            : Penggusuran Pak. Kawasan ini memang pantas digusur, sebab dapat mencemarkan nama baik kota kita yang terkenal bersih dan teratur.
Pejabat            : Apa nama kawasan ini rud?
Rudi                : Code Pak. Banyak disebut kawasan Kali Code, Pak.
Pejabat            : Apa? Kali code? Bukankah kawasan ini juga pernah difilmkan tapi kok masih tetap seperti sampah seperti ini to Rud? Banyak sumber penyakit yang bermuara disini. Kalau memang begitu ya baguslah kalau ada penggusuran agar lebih meringankan tugas kita jadi pejabat. Tapi apakah tidak ada yang protes?
Rudi                            : Kalau yang protes ya banyak Pak, tapi masa pemda kalah sama mereka? Ya tidak mungkin lah. Disini Pak rencananya akan dibuat rumah susun (Menunjuk sebuah lokasi rumah kardus dikanan jalan).
Pejabat            : Terus kita berdua ini sebenarnya siapa Rud?
Rudi                : Bapak adalah penguasa kota ini dan saya asisten pribadi Bapak.
Pejabat            : (Mendadak berhenti) Aduh Rud, mataku tiba-tiba jadi gelap. Ada apa ini? Gimana ini Rud? Lho? Lho lho. Aduh.... nyeri. Rud aku buta rud? Aku buta.
Rudi                            : Ah Bapak jangan bercanda ah. Masa jogging bisa bikin buta? Ada-ada saja bapak ini. Sudah ah sebaiknya kita lanjutkan lagi jogging kita keburu siang.
Pejabat            : Kamu ini! aku serius. Aku tidak bisa melihat apa-apa. Wuaduhh... sakit. Rudi mataku sakit. Gelap tiba-tiba. Rudi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar