Selasa, 29 Maret 2011

jenis jenis tes


Tes Esai
Tes esai adalah suatu bentuk pertanyaan yang menunutut jawaban siswa dalam bentuk uraian dengan mempergunakan bahasa sendiri. Tes bentuk esai memberi kebebasa kepada siswa untuk menyususn dan mengemukakan jawabannya sendeiri dalam lingkup yang secara relatif dibatasi(Tuckman, 1975:111). Itulah sebabnya tes esai disebut juga sebagai tes subjektif, walau penamaan itu juga dikaitkan dengan kegiatan penilaiannya yang juga bersifat subjektif.
Tes subjektif memungkinkan siswa untuk menunjukan kemampuannya dalam menerapkan pengetahuannya, menganalisis, menghubungkan, dan mengevaluasi informasi baru yang dihadapkan kepadanya. Tes ini menuntut siswa untuk dapat menghubungkan fakta-fakta dan konsep-konsep, mengorganisasikannya ke dalam koherensi yang logis, dan kemudian menuangkan hasil pemikiran itu ke dalam bentuk ekspresi tulis (Ebel, 1979:96).
Sebagai alat pegukur hasil balajar siswa, tes  bentuk esai mempunyai beberapa kelebihan dan kelamahan. Kelabihan dan kelemahan yang dimaksud antara lain.
1)        Kelebihan Tes Bentuk Esai
1.      Tes esai tepat untuk menilai proses berfikir yang melibatkan aktivitas kognitif tingkat tinggi, tidak semata-mata hanya mengingat dan memahami fakta atau konsep saja.
2.      Tes esai memaksa (baca:memberi kesempatan) siswa untuk mengemukakan jawabannya ke dalam bahasa yang runtu sesuai dengan gayanya sendiri. Keruntutan bahasa ini penting karena hal ini akan mencerminkan jalan pikiran siswa.
3.      Tes esai memaksa siswa untuk mempergunakan pikirannya sendiri,dan kurang memberi kesempatan untuk bersikap untung-untungan, suatu hal yang mungkin sekali di lakukan dalam tes objektif.
4.      Tes bentuk esai mudah di susun,tidak banyak menghabiskan waktu.
2)        Kelemahan Tes Bentuk Esai
1.      Kadar validitas dan reliabilitas tes esai rendah, menurut Ebel (1979:98) merupakan kelemahan pokok.rendahnya kadar validitas dan reliabilitas itu disebabkan, terbatasnya sampel bahan yang diteskan yang mewakili seluruh bahan, jawaban yang diberikan siswa satu dengan yang lainnya bervariasi, dan penilaian yang dilakukan sangat bersifat subjektif.
2.      Akibatnya terbatasnya bahan yang diteskan, dapat terjadi hasil yang bersifat kebetulan.
3.      Tiap butir tes esai tentunya tidak sama persis bobotnya sehingga skor terhadapnya harus juga tidak sama. Di samping itu, adanya jawaban siswa yang menyulitkan kita untuk memberikan skor secara tepat dan memerlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
4.      Waktu yang dibutuhkan untuk memeriksa pekerjaan siswa relatif lama, apalagi jika jumlah siswa cukup banyak, sehingga dirasa tidak efisien.
3)        Penggunaan Tes Esai
1.      Jumlah siswa yang akan dites relatif kecil, dan alat tes itu sendiri tak akan dipergunakan lagi.
2.      Kita bermaksud memberanikan siswa untuk mengemukakankemampuan berpikirnya dalam tingkatan kognitif yang tinggi dalam bentuk ekspresi tulis.
3.      Kita lebih bermaksud untuk menilai proses berpikir siswa daripada hasil pemikiran itu sendiri. Jadi, yang diutamakan adalah penalaran, kejelasan, dan keruntutan cara berpikirnya.
4.      Kita yakin pada kemampuan sendiri untuk bertindak sebagai pembaca yang kritis, bukan sebagai penulis yang membayangkan jawaban seperti dalam menusun tes teori objektif.
5.      Kita tahu pasti bahwa kita mempunyai waktu yang cukup untuk memeriksa pekerjaan siswa.
4)      Usaha Untuk Mengurangi kelemahan Tes Esai
1.      Bahan yang dipilih untuk diteskan hendaknya berupa bahan utama yang dapat mewakili bahanlain yang diteskan. Hal ini mengingatbahwa tes bentuk esai tidak mungkin berjumlah banyak sehingga dapat mencakup bahan secara menyeluruh.
2.      Pertanyaan hendaknya yang menuntut jawaban tertentu, artinya suatu jawaban dapat dinilai lebih tepat daripada jawaban yang lain. Pertanyaan yang kurang mengarahkan siswa pada suatu jawaban tertentu yang tepat sehingga dapat dijawab secara bervariasi, akan mempersulit kita untuk memeriksa dan menentukan skor secara pasti.
3.      Sebelum dilakukan penilaian, hendaknya disusun terlebih dahulu kriteria tertentu yang dijadikan pedoman. Hal ini terutama dimaksudkan agar pemberian skor pada tiap jawaban lebih bersifat konsisten, dan mengurangi sifat subjektifitas penilai.
Kriteria yang dijadikan pedoman (tuckman, 1975:124-125) adalah(i) isi, ketepatan jawaban sesuai dengan bahan (ii) organisasi, bagaimana mengorganisasikan isi atau jawaban, (iii) proses, proses untuk sampai pada kesimpulan dan alasan yang melatarbelakangi kesimpulan itu. Kesimpulan dan alasan terdiri dari unsur-unsur: keakuratan, kekonsistenan, dan keaslian. Ketiga kriteria tersebut tentu saja mempunyai bobot yang tidak sama.
Penilaian terhadapan jawaban tes esai dapat pula dilakukan dengan mempergunakan skala, misalnya skala interval 1-10 atau 1-5. Akan tetapi, untuk mempergunakan skala kita perlu juga menentukan  kriteria yang berkenaan dengan isi, organisasi, dan proses.

Tes Objektif
Tes objektif disebut juga sebagai tes jawab singkat (short answer test). Jawaban terhadap yes objektif bersifat pasti, hanya ada satu kemungkinan jawaban yang benar. Oleh karena itu jawabannya bersifat pasti. Hasil pekerjaan siswa diperiksa oleh siapaun akan menghasilkan skor yang kurang lebih sama. Itulah sebabnya, tes ini disebut tes objektif. Adapun kelebihab dan kelemahan tes objektif sebagai berikut:
1)                 Kelebihan dan kelemahan tes objektif
a.      Kelebihan tes objektif
1.      Tes objektif memungkinkan kita untuk mengambil bahan yang akan diteskan secara lebih menyeluruh daripada tes esai. Pembuatan tes objektif bisa relatif banyak karena dapat dikerjakan secara cepat, dan itu berarti dapat mencakup bahan yang lebih banyak pula.
2.      Tes objektif hanya ada satu jawaban yang benar.
3.      Tes objektif sangat mudah untuk dikoreksi karena tinggal mencocokan jawaban siswa dengan kunci jawaban yang telah dipersiapkan.
4.      Hasil pekerjaan tes objektif dapat dikoreksi secrara crpat dengan hasil yang dapat dipercaya. 
b.      Kelemahan tes objektif
1.      Penyusunan tes objektif membutuhkan waktu yang relatif lebih lama, di samping membutuhkan ketelitian, kecermatan dan kemampuan khusus dari pihak guru.
2.      Ada kecenderuangan guru yang hanya menekankan perhatiannya pada pokok-pokok bahasan tertentu saja sehingga tes tidak bersifat komprehensif.
3.       Pihak siswa yang mengerjakan tes mungkin sekali melakukan hal yang bersifat untung-untungan.
4.      Tes objektif biasanya panjang sehingga membutuhkan biaya yang besar untuk pengadaannya.
2)                 Usaha mengurangi kelemahan tes objektif
1.      Penyusunan butir-butir soal tes objektif hendaknya mendasarkan diri pada tabel spesifikasi yang telah dipersiapkan sebelumnya.
2.      Kesulitan penyusunan tes objektimf antara lain dapat di atasi dengan berlatih secara berkesinambungan, mempelajari tse-tes objektif susunan orang lain yang baik, dan lainnya, bahkan harus menguasai bahan yang akan disusun alat tesnya itu sendiri.
3.      Kemungkinan adanya siswa yang bersikap untung-untungan atau bekerja sama dapat diatasi dengan rumus tebakan dalam penyekorang hasil pekerjaan siswa.
4.      Besarnya dana yang dibutuhkan dalam pengadaan tes objektif kiranya antara lain dapat diatasi dengan mempergunakan alat tes itu lebih dari hanya satu kali.
5.      Mengingat bahwa baik tes bentuk esai maupun objektif mempunyai kelebihan dan kelemahan.
3)                 Macam tes objektif
Jenis tes objektif yang banyak dipergukan orang adalah tes jawaban benar-salah (true-false), pilihan ganda (multiple choice), dan penjodohan (matching).
a.      Tes benar-salah
Tes benar-salah adalah bentuk alat tes yaang terdidri dari sebuah pernyataan yang mempunyai dua kemungkinan: benar atau salah. Siswa sebagai pihak yang dites harus memahami betul pernyataan-pernyataan yang dihaapkan kepadanya.
Ada beberapa pertimbangan tentang dipergunkannya tes bentuk benar-salah sebagai alat ukur hasil belajar siswa. Pertimbangan-pertimbangan yang dimaksud mendasarkan diri pada alasan-alasan (Ebel, 1979:111) bahwa: (1) pencapainya tujuan belajar yang esensial adalah penguasaan pengetahuan verbal, (2) semua pengetahuan verbal dapat di ekspresikan dalam proposisis, (3) proposisi adalah sebentuk pernyataan (kalimat) yang dapat dinyatakan secara benar atau salah, dan (4) pengetahuan siswa dalam suatu bidang dapat diukur dengan kemamnpuannya menilai proposisi yang berkaitan dengan bidang yang bersangkutan.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut tes benar-salah tentunya dapat juga dapat untuk mengukur hasil belajar yang meliputi berbagai tingkatan aspek kognitif.
Kelebihan dan kelemahan tes benar-salah antara lain sebagai berikut:
Kelebihan tes benar-salah
1.      Berhubung pertanyaan singkat, tes benar-salah dapat mencakup bahan yang luas.
2.      Penyusunan tes benar-salah mudah dilakukan.
3.      Siswa dengan cepat dapat memahami petunjuk pengerjaan soal.
4.      Guru dapat memeriksa pekerjaan siswa dengan cepat dan objektif.
Kelemahan tes benar-salah
1.      Pernyataan yang kurang tepat akan membingungkan siswa.
2.      Jawaban yang benar atau salah kadang-kadang mudah ditebak.
3.      Kemungkinan ada siswa yang bersikap untung-untungan cukup besar.
4.      Penyusunan butir tes yang mengukur tingkatan aspek kognitif yang tinggi tak mudah dilakukan.

b.      Tes Pilihan ganda
Tes pilihan ganda merupakan suatu bentuk tes yang paling banyak dipergunakan dalam dunia pendidikan. Pada hakikatnya, tes pilihan ganda tak berbeda dengan tes benar-salah. Tes pilihan ganda juga memberikan pernyataan benar-salah pada setiap alternatif jawaban, hanya yang salah lebih dari sebuah.
Tes pilihan ganda terdiri dari sebuah pernyataan atau kalimat yang belum lengkap yang kemudian diikuti oleh sejumlah pernyataan atau bentuk yang dapat untuk melengkapinya.
Kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dan kelemahan tes bentuk pilihan ganda tak berbeda halnya dengan kelebihan dan kelemahan tes objektif seperti yang dikemukakan di atas. Tes bentuk pilihan ganda tepat sekali untuk mengukur hasil belajar dalam tingkatan-tingkatan sederhana aspek kognitif, seperti ingatan, pemahaman. Dan analisis. Untuk mengukur tingkatan-tingkatan yang lebih kompleks, bukannya tak bisa dilakukan, hanya hal itu tak mudah disusun butir-butir tesnya dalam bentuk pilihan ganda. Inilah yang perlu dipertegas lagi tentang kelemahan tes bentuk piliha ganda.

c.       Tes isian
Tes isisan melengkapi atau menyempurnakan merupakan suatu bentuk tes objektif yang terdiri dari pernyataan-pernyataan yang sengaja dihilangkan sebagian unsurnya, atau yang sengaja dibuat tidak lengkap.unsur yang dihilangkan atau yang belum ada itu merupakan hal yang penting ditanyakan kepada siswa. Pernyataan itu hanya berisi satu atau beberapa kata saja.
Berbeda halnya dengan kedua bentuk tes objektif diatas,dalam tes ini siswa dituntut untuk menemukan sendiri isian jawaban yang benar karena belum disediakan dalan tes. Walau jawaban siswa bisa bervariasi, jika tidak sesuai dengan jawaban yang ditentukan benar, jawaban itu tetap dinyatakan salah.

d.      Tes penjodohan
Dalam tes bentuk penjodohan, siswa dituntut untuk menjodohkan, mencocokan, menyesuaikan atau menghubungkan antara dua pernyataan yang disediakan. Dalam bentuk ini, tes penjodohan tak ubahnya dengan tes isian atau pilihan ganda. Perbedaannya dalam penjodohan semua alternatif jawaban sudah disediakan walau disusun secara acak, dan siswa tinggal memilih atau menjodohkan jawaban-jawaban yang sesuai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar