Selasa, 29 Maret 2011

dasar teori interpretasi puisi


  1. Dasar Teori Interpretasi
Kegiatan interpretasi sastra adalah kegiatan dengan memberi apresiasi atau pemaknaan terhadap sebuah karya sastra sesuai dengan pikiran atau perasaan serta kesan yang diperoleh pembaca terhadap karya sastra tersebut. Menginterpretasi atau menafsirkan ini diperlukan dalam mengaji karya sastra mengingat banyaknya makna yang tersembunyi atau dengan sengaja disembunyikan oleh pengarang. Kegiatan interpretasi ini sangat tepat untuk memahami sastra, dengan pertimbangan bahwa diantara karya tulis hanya karya sastralah yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya melainkan harus ditafsirkan terlebih dahulu.
Visi sastra modern menyebutkan bahwa dalam karya sastra terkandung  ruang-ruang kosong, di tempat  itulah pembaca memberikan berbagai penafsiran. Semakin besar sebuah karya sastra, maka semakin banyak mengandung ruang-ruang kosong, sehingga semakin banyak inventaris penafsiran yang dapat ditanamkan di dalamnya. Kegiatan interpretasi ini pembaca dapat memaparkan makna dari sebuah karya sastra yang secara implisit disampaikan oleh pengarang.
Sehingga pemaknaan adalah suatu dialektika antara penjelasan dan pemahaman. penjelasan merupakan analisis struktur yang dilakukan terhadap karya dengan melihat hubungannya pada dunia yang ada di dalam teks. Model ini menjelaskan sisi objektif sebagai ranah ilmu alam. Dari sini dapat dilihat bahwa hasil pemaknaan hermeutika adalah pemahaman diri (refleksi), yaitu membiarkan teks (objektif) dan dunianya memperluas cakrawala pemahaman “aku-lirik” pembaca (subjektif) tentang diri “aku-lirik” sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar